Sabtu, 13 Februari 2016

It’s Not Dream Part9 * Cerbung Rify *




It’s Not Dream Part9 *Kesel! *
 

    
 NB: Sorry Kalo Banyak Thypo Yang Bertebaran. Sorry Juga Karena Cerbung Gue Ini Ngeret Banget....!!! Oke, Wlaupun Hidup Kalian Gelap, Tapi Jangan Jadi Pembaca Gelap Ya! Hihi...
Lets Go To Story


FB:

Yullia Pnt

Yullia's Story


Twitter:

@Yullia_Rise


Wattpad:

 @YulliaUllya


Instagram: 

@Yullia_Rise25


Ask.Fm:

 @YulliaUllya


 Happy Reading Guys!


“apa emang gue segitu nggak berartinya bagi mereka semua? Hehh. Bahkan orang rumah gak satupun yang inget sama ultah gue? Trus apa artinya semua yang gue lakuin sama mereka semua selama i__”

BRUGG..


“Adaww.. Ishh.. Eh Cakka HBD Cak.” Tiba-tiba tepat saat jam tangan diatas nakas Cakka menunjukkan pukul 23.56 seabrek(?) orang masuk atau lebih tepanya terjatuh didepan pintu kamar Cakka yang memang tak dikunci. “Ish.. Sakit tau, yan.” Shilla yang tadi berada dibaris depan sedikit berbisik pada sahabatnya itu. Naluri keponya muncul seketika ketika tadi saat hendak masuk dan mengucapkan HBD Kepada Cakka mereka terhenti saat mendengar sang empunya kamar sedang galau. Cakka menatap Shilla dengan kening berkerut Gimana Bisa? Bagaimana bisa Shilla berada disini? Berdiri paling depan pula? Impossible.

“Ngapain lo disini, Shill?” Shilla menunduk, teman teman kelas Cakka yang memang ikut merencanakan kejutan ini untuk Cakka juga ikut menatap gadis itu seakan ia adalah seorang penyusup.

***
 
“jadi? Siapa yang ngerencanain ini semua? Tau gak sih? Gue itu udah galau pake BGT. Masa dihari paling bersejarah didunia, diamana orang paling ganteg dijagat raya ini terlahir keduania, gak ada satupun yang ngucapin HBD. Apalagi My Lovely Ify juga gak ngucapin. Kesel dehh..” Cakka menatap semua yang ada disana dengan tatapan kesalnya, ia sudah tak lagi mempermasalahkan Shilla, Cakka telah mendengar semua penjelasannya dari Shilla, Ify, dan Tristan. Cakka menatap lelaki itu dengan tatapan sengit, ngapain dia disini? Padahal ia berhrap bisa merayakan haru ultahnya hanya berdua dengan Ify, tapi ini? Udah pengganggunya banyak, ditambah lagi dengan Tristan yang terus mepet dengan Ify. Ah, ia semakin kesal.

“Ify noh Cak, dia ngelarang kita semua bilang HBD, padahl nih ya, gue udah mau ngucapin HBD tuh pas jam 00.00 kemaren. Makanya sebenernya lo harus neraktir gue kemaren, emm.. tapi bisa kok diganti besok.” Ucap Via lantas mendapat toyoran dari Agni yang duduk tepat disampingnya.

“Dasar lu otak makanan. Bilang aja mau ditraktir sama Cakka! Orang gue telpon lo jam 10 aja kemaren lo udah ngebo, Hadeh... Via.. Viaa... Tadi aja kalo gak gue bangunin lo udah ngebo disofa.” Via menatap Agni tajam, perempuan ini menggagalkan rencananya makan gratis besok, ia lantas kembali menatap Cakka sambil menggaruk belakang kepalanya dan menampilkan cengiran khasnya.

 “ya tapikan gue udah ada niat buat ucapin HBD ke lo jam 00.00 kemaren. Cuma ya gitu deh, lo tau gue kan? Hehee.. ketiduran” Cakka menghela nafas mengerti, temannya yang satu itu memang rajanya tidur, jadi tak usah berharap ia akan bisa bangun atau begadang sampai tepat jam 00.00.

 “Huhhh..  yaudah deh. Sebagai hadiah karena kalian udah rela dateng kerumah gue malem – malem gini, besok gue bakal traktir kalian semua dikantin, kecuali, Lo! Oke?” Ucap Cakka sambil menunjuk Tristan.

 “Emang siapa juga yang minta ditraktir sama lo? Gue juga gak butuh kali traktiran lo. Malahan besok gue malah niat neraktir kalian semua besok. Ya termasuk lo lha.” Ucap Tristan yang duduk disamping Ify sambil bersedekap.

 “Oh iya, besokkan anniv lo sama Ify, yan? Wah nggak kerasa udah enam tahun aja lo bedua, selamet ya.” Ucap Shilla spontan, seakan mellupakan kalau sekarang ini ia sedang berada dirumah Cakka dan sedang banyak orang disini. Ify merutuki perkataan sahabatnya itu barusan, ia bahkan tak berani melihat raut wajah Cakka sekarang.

 “Halah, baru juga enam tahun, bentar lagi juga lo diputusin ama My Lovely Ify, diakan cintanya sama gue bukan lo.”Ucap Cakka sedikit emosi, adu mulut antara Tristan dan Cakka pun terus terjadi, sampai akhirnya semua orang yang ada disana memutuskan untuk menginap dirumah Cakka dan mengehentikan pertengkaran kedua lelaki itu.

 ***
 
 seperti janjinya semalam, Septian telah membuking salah satu cafe yang dekat dengn sekolahnya untuk meraykan hari jadiannya dengan Ify yang ke-6 tahun, seluruh teman sekelasnya ia undang termasuk Rio. Ify mati – matian berusaha menghindar dari Rio, sungguh tak disangka lelaki itu mau datang ke acara seperti ini, sungguh kejadian langka.

 “Emm.. Yan, akuu.. ketoilet bentar ya?” Septian hanya mengagguk mengiyakan, sementara Septian yang sibuk kembali berbaur dengan teman teman yang lain, Ify memutuskan untuk bersembunyi di Toilet, ntahah ia sungguh tak ingin bertemu dengan lelaki itu ditempat ini.

 “Semoga pas aku keluat toilet, Rio udah pulang.” Ify memejamkan matanya dan membukanya kembali, hendak melangkah menuju toilet, namun betapa terkejutnya gadis itu ketika orang yang sangat diindarinya malam ini tengah berada didepannya. Oh tuhan...

 “Kenapa? Ngusir gue, lo?” ucap Rio yang tadi mendengar gumaman Ify. Gadis itu masih menampakkan ekspresi cengonya.

“hah? Eh, ”

“hah, he, ha, eh, udah minggir! Gue mau lewat.” Ucap Rio sedikit ketus lantas berlalu dari hadapan Ify yang masih mematung ditempatnya.

***
 
Ify sedikit membanting tubuhnya dikasur, sungguh hari yang melelahkan. Entahlah, ia tak tau bagaimana ia bisa belajar bersama Rio besok setelah kejadian tadi. Oh ayolah, Ify berharap Rio bisa sedikit pikun dan melupakan kejadian tadi. Ingin rasanya Ify tidak melaksanakan perintah dari Bu Winda untuk berlajar bersama Rio besok, bukan. Bukan karena ia telah berhenti menyukai Rio, melainkan ia masih sedikit merasa bersalah kepada Rio atas kejadian di Cafe tadi. Huhh.. padahal ia sama sekali tak mengusir Rio, ia hanya berharap Rio segera pergi dari acara itu. Juts it.

“Bunda, hari ini Rio kayanya marah deh sama Ify. Soalnya, tadi Tian ngadain perayaan hari jadian kita, terus masa Rio dateng sih, ma? Kan aneh. Trus parahnya lagi, pas Ify lagi do’a supaya Rio cepetan pulang, eh malah ada Rio didepan Ify. Dia ngira Ify ngusir dia.” Ify mulai melakukan kebiasaanya curhat kepada foto bundanya, ia memeluk erat foto wanita yang telah melahirkannya itu sambil terus bercerita dan menerawang kejadian di Cafe tadi.

“Huaahhh.... Ify Pusing. Bunda, besok Ify harus gimana didepan Rio? Apa Ify kaya jadi kaya biasa aja? Atau ngehindarin Rio? Tapikan kalo Ify jauhiin Rio, Ify gak bisa, Bun? Trus gimana donk?” Ify terus saja berceloteh ria sambil memeluk foto bundanya. Sampai akahirnya, ia tertidur setelah puas mencurahkan isi hatinya.

***
 
“ ngapai lo ngikutin gue?” Ify menunduk, tak berani menatap mata elang lelaki yng kini berada dihadapannya. Rio, ada yang berbeda dari lelaki itu hari ini, sepertinya ia masih kesal dengan Ify sampai sampai melupakan alasan mengapa gadis itu masih membuntutinya sampai keparkiran, Ify mendengus, tapi tetap menunduk.

“Ify kan punya jadwal belajar bareng kamu, Yo.” Ucap Ify polos, seakan tanpa beban. Rio menghela nafas lantas bersedekap menatap gadis yang terus menunduk itu.

“Yaudah” Rio berbalik lantas menaiki motornya, tepat saat akan mengenakan helm, ia menengok kebelakang.

“Ngapain lo naik?” Huftt... hampir saja Ify terjatuh, ia hendak menaiki motor Rio saat itu.

“Kan mau kerumah kamu,Yo.”

“Minta anter aja ama PACAR lo itu.” Ucap Rio sambil sedikit menekan kata pacar lantas segera pergi meninggalkan Ify yang hanya menatap pasrah kepergianya.

***
 
“bebep gue mana, Vi?”

“kencan ama Rio.” Cakka menatap Agni tajam, lantas kembali menatap Via.

“Vi, beneran If_ “

“yaiyalah, masa gue bo’ong.”

“ Kok lo mulu sih yang jawab? Gue kan nanyanya ama Via bukan Ama lo Agnoy.” Cakka mulai kesal dengan Agni yang sedari tadi terus menjawab pertanyaan yang ia peruntuhkan untuk Via.

“Masalah gitu? Toh yang gue bilang juga bener. Kenapa? Cemburu lo? Uhh... kacian. Dasar Cicak! Wlee... “

“Dasar Cewe Setengah Mateng! Ah, Kesel Gue Lama Lama” Cakka berbalik dan dan lantas meninggalkan kedua perempuan yang mengaku sebagai sahabat Ify itu dengan wajah yang memerah menahan kekesalannya.

***
 
Ify benar benar mengikuti perintah Rio. Ia datang kerumah pemuda itu bersama Septian, bahkan lelakii yang mengaku sebagai pacarnya itu meminta untuk ikut belajar bersama. Yah tentu saja Rio menolak, tapi dengan seribu alasan yang dikeluarkan Tian, maka disinilah mereka sekarang, berjalan menyusuri lorong rumah Rio untuk menuju taman belakang..

“ngapain lo duduk deket gue? Sanah, duduk dideket pacar lo! Ntar dia cemburu!” Ify beringsut mundur, menjauh dari Rio dan segera duduk didekat Tian yang hanya menampilkan senyumannya, sementara Zeth yang melihatnya hanya dapat menggelengkan kepalanya.

Selepas belajar bersama yang sungguh menjengkelkan hari itu, Rio memutuskan untuk segera melepas penat dengan cara paling mujajarab yaitu tidur. Ia telah memejamkan matanya, tapi tetap saja otaknya masih memikirkan kejadian saat belajar tadi, saat Tian tidak sengaja memegang tangan Ify saat hendak mengambil snack.

“ah pusing gue, ngapain sih gue mikirin yang kek gituan. Ingat Rio, lo harus fokus ama ujuan lo. Oke” setelah lelah terus menggerutu, Rio memutuskan untuk membasuh wajahnya lalu segera teridur pulas diatas kasur empuknya.

****

Hari ini, US dikejukan dengan kedaangan Cakka dan Shilla yang nah bagaimana caranya bisa daang bersama sama. Ah, dua hari beruru uru Shilla membua heboh seluruh penjuru sekolah, ak erkecuali Ify, Via, Juga Agni yang nah kenapa  erliha paling kesal danara yag lain.

“Dia jadian ama Cakka?” anya Via polos kepada Agni juga Ify, Ify menggeleng ah ahu, semenara Agni menggeran nah kenapa, mungkin emosi.

“apa Si Cakka udah move on dari lo kali ya, Fy?” any Via lagi, dan ekspresi kedua orang yang dianya masih saja sama, iba iba kedua orang yang sedang menadi objek pembicaraan mereka daang menghampiri dengan cengirang yang nahlah, terliha memuakkan dimata seorang Agni.

“Pagi My Lovely, Pagi Via, Pagi juga, lo” ucap Cakka kepada tiga cewe didepannya, Agni hanya melongos dipanggil seperti itu.

“Lo ngapain daeng bareng ini cewe? Udah jadian lo bedua? Rus slama ini apa maksud lo ngejar ngejar sobad gue si Ify? Hah? Tiba tiba datang bedua sama dia, tapi masi aja nyapa Ify pake sebutan My Lovely segala, gak tau malu bange lo jadi cowo. Dasar playboy.” Agni kesal, sungguh. Nah apa yang membuanya ingin sekali menumpahkan kemarahannya kepada sosok lelaki didepannya ini. Cakka cengo mendengar ocehan gadis itu, sementara Shilla terkikik geli.

“Gue sama Cakka gak ada hubungan kok, Ag. Tenang aja, tadi kebetulan mobil gue mogok, trus ketemu Cakka dijalan, yaudah gue numpang sampe sekolah.”

“Yaa... ya,.. tetep aja kan anak anak pasti mikirnya lain lhaa.. ish..” Agni pergi setelah mengucapkan itu, ah eungguh ia malu sekali sekaligus lega. Hah? Lega ‘astaga, apa yang gue pikir coba?’ Agni melongos dengan pikirannya sendiri sambil terus berjalan. Semenara itu, keempat orang tadi hanya memerhatikan kepergian gadis itu sambil mengeyit aneh, mungkin hanya Ify yang tersenyum.

***

“Eh, Fy. Temen lo aneh deh, daritadi sensi mulu, abis itu senyum sendiri, eh bentaran sensi lagi. Maunya apa sih? Ish, bikin kesel gue aja.” Via terus saja mengoceh, tanpa peduli pada Agni yang ia sebut sebut sebagai teman Ify tadi sedang menatapnya garang.

“Ih, Agnikan temennya Via jugak. Iyakan, Ag?”

“Eh, Agni Sayong. Sejak kapan lo sadar dari alam gila lo? Adaww.. Saki bego.” Via meringis karena kepalanya dioyor Agni, sementara Shilla dan Ify hanya terkikik geli dengan tingkah keduanya.

“apaan lo bilang gue gila?” ucap Agni ketus.

“hehee.. Piss Ag.”

“Kalian lucu ya?”

“Hah?” Agni dan Via hanya saling menatap heran satu sama lain ‘lucu? Shilla mulai setres kali ya?’ pikir keduanya.

“iya, kalian lucu banget tau gak. Kaya om and jarry, kalo ketemu berantem, tapi kalo udah kompak bikin iri yang lain.”


Bersambung....
Maafkan Gue Atas Segala Kengaretan And Thypo Yang Gue Sebabkan. :v
Saran Sarannya Gue Tunggu... :*

Follow My Twitter Yak @Yullia_Rise

Tidak ada komentar:

Posting Komentar