It’s
Not Dream Part 4 *Waktu Berhentilah*
FB:
Yullia Pnt
Yullia's Story
Twitter:
@Yullia_Rise
Wattpad:
@YulliaUllya
Instagram:
@Yullia_Rise25
Ask.Fm:
@YulliaUllya
“Rio mana ya? Kok nggak ada ya?” Ify memutar
bola matanya guna mencari sosok Rio, tapi yang didapatinya hanyalah taman yang
indah penuh bunga dan pohon-pohon yang rindang.
“aku kelamaan kali ya? Mungkin Rio udah pergi
karena kelamaan nunggu aku!” Ify mendesah kecewa, denga langkah gontai Ify
berbalik dan hendak pergi dari sana sebelum sebuah suara menahannya.
“mau kemana lo?” Ify begitu kaget denga sosok
perempuan yang ada dihadapannya, mengapa bukan Rio yang datang ? mengpa harus
dia? Bisa jadi perang dunia ke3 ini.
“aku mau kekelas Shill! Kamu ngapain disini?”
jawab Ify gugup. Ya, dia Shilla, orang yang slama ini slalu mengejar-ngejar
Rio, sama seperti Ify. Shilla memajukan tubuhnya mendekat kearah Ify, gadis Ify
memundurkan tubuhnya berusaha menghindari Shilla. Sayangnya tuhan sedang tidak
berpihak kepadanya, Ify terjatuh akibat tersandung oleh akar pohon. Shilla ikut
berjongkok, dengan cepat ia menarik rambut panjang Ify sehingga gadis berdagu
tirus itu meringis kesakitan, Ify berusaha untuk berontak dan mencari
pertolongan. Suasana taman belakang sekolah yang sepi dan memang jarang
mempunyai pengunjung membuat Ify kesulitan mencari pertolangan.
“ngarep banget ya lo diajak ketemu berdua sama
Rio? Ngaca dong, lo siapa? Rio siapa? Gue kasi tau ya, lo itu cuma perempuan
bego yang otaknya super dangkal alias nggak bisa mikir! Sementara Rio? Dia itu
murid paling jenius disekolah ini, jadi, jangan ngimpi lo!” Shilla tersenyum
sinis kearah Ify, sementara Ify sudah tak mampu menahan tangisnya yang sedari
tadi ia tahan.
“jagan nangis lo, dasar cewe cengeng! Sekali
lagi gue pringatin ya sama lo, jangan pernah deketin Rio lagi, jauhin dia! Kalo
lo masih berani ngedektin dia, lo bakal tau akibatnya IFY! ngerti lo? Plak ! ”
tamparan Shilla mendarat mulus dipipi Ify. Ify hanya mengangguk mengiyakan
setiap ucapan Shilla, ia tak mau menambah runyam masalah ini jika ia melawan
gadis didepannya itu. Dengan kasar, Shilla melepaskan tangannya dari rambut
gadis itu dan segera pergi sebelum ada yang melihatnya.
***
“eh Vi ! Ify kemana sih? kok nggak keliatan
dari tadi? Mana udah mau masuk lagi!”Agni sedari tadi mencari Ify, sahabatnya
yang satu itu sudah menghilang sejak 25 menit yang lalu. Kecemasan Agni semakin
bertambah saat bel masuk telah berbunyi, menandakan guru bahasa Inggris yang
super kiler akan segera masuk.
“gue juga nggaak tau, Ag! Aduh.. gimana nih
kal,..”
“eh, itu Ify! IFY !” ucapan Via terpotong oleh
ucapan Agni, Ify berjalan dengan muka sedikit dipalingkan dari teman-temannya,
mengapa dengan gadis itu? Ia terus berjan kearah bangkunya yang berada disamping
Via tanpa menoleh sedikitpun, itu makin membuat kedua sahabatnya heran
dengannya.
“Ify, lo kenapa sih ? Kok dipanggil nggak nya...,
ASTAGA IFY... PIPI LO KENAPA??? ” Sivia yang orangnnya selalu heboh berteriak
gak jelas saat melihat pipi Ify yang lebam akibat tamparan Shilla tadi, Ify tak
menjawab pertanyaan Via. Ify takut Shilla akan berbuat lebih gila lagi jika ia memberi
tahu apa yang terjadi kepada Via dan Agni, apalagi jika Cakka tau, makin runyam
masalahnya. Untungnya pak Dave, guru bahasa Inggris segera datang ‘slamat..
makasih pak Dave ganteng’ batin Ify lega, setidaknya ia bisa menghindar dari
pertanyaan kedua sahabatnya yanng keeponya udah stadium akhir.
***
“aduhhh... pak Man mana sihh...? Ifykan mau
pulang!” Ify berdecak kesal, pasalnya supirnya yang slalu setia mengntarnya
kemanapun hari ini telat menjemputnya. Bel pulang US sudah berbunyi sejak satu
jam yang lalu dan hampir semua murid US sudah pulang kecuali anak basket yang
memang slalu pulang lebih telat dari pada yang lain. Seorang lelaki yang
memakai motor ninja berhenti tepat didepan Ify. Ify menyipitkan matanya
berusaha mengenali pemuda didepannya, tapi nihil, pemuda itu memakai helm jadi
sangat sulit bagi Ify untuk mengenalinya,
“naik lo cepet !” Ify kenal banget dengan
suara ini, ia yakin dia nggak salah denger. ‘Rio? In... ini beneran Rio?’ batin
Ify, sedang apa Rio disini? Ify masih diam ditempatnya dan tak mengubris kata-kata
Rio yang berkesan seperti perintah. Rio yang mulai kesal dengan tingkah Ify
yang tidak bergeming dari tadi segera bangkit dari motornya dan berusaha
menarik lengan Ify. Tapi dengan cepat Ify menepis tangan Rio, Rio mengeryit
heran dengan tingkah Ify, tidak biasanya gadis bermata belo itu bertingkah
seperti itu keapada Rio.
“lo kenapa sih? Tumben banget, biasanya juga
lo yang ngejar-ngejar gue!” Ify tak menjaawab, ia masih betah dengan
kebungkamannya yang membuat Rio semakin geram dengan gadis yang satu ini. “lo
kenapa sih? Ditanyain nggak dijawab?” ucap Rio sedikit dengan nada tinggi.
“ak.. akuu.... nggak papa kok! Emm.... aku
pergi dulu ya, yo!” Ify berusaha menghindar dari Rio, ia masih ingat dengan
ancaman Shilla untuk tidak mendekati Rio. Rio semakin curiga dengan gadis
didepannya ini, ia tau pasti ada yang telah terjadi sama Ify.
“lo lupa kalo kita ada jadwal belajar bareng?
Lebih tepatnya sih gue ngajarin lo!”Ify
yang semulanya berjalan cepat, bahkan dapat dikatakan berlari dengan volume
lambat langsung terhenti. Ia baru ingat bahwa ia punya jadwal untuk belajar
bersama denngan Rio, hal itulah yang membuatnya senyam senyum sendiri saat
keluar dari ruangan bu Winda.
“ em, kalo di tunda dulu nggak papakan, yo!
Aku, aku.. ada janji sama papa!” Rio tersenyum miring, senyuman yang selalu
membuat Ify terpesona dan meleleh seketika. Rio tau gadis ini sedang berbohong,
karena Ify memang tidak pandai dalam berbohong.
“ yaudah, ntar gue tingal bilang ke bu Winda
kalo lo nggak mau belajar bareng gue karena lo males. Beres kan?” Ify meelongo,
bisa-bisanya Rio ingin menfitnanya dihadapn bu Winda. Sesuka-sukanya Ify sama
Rio, tetep aja dong yang mau dilakuin Rio itu salah banget.
“ ishh.. yaudah deh! Tapi rumah kamu kan cuma
selang beberapa rumah. Kenapa harus pake motor coba?” Ify yang memang tidak
pernah yang namanya naik motor sdikit parno.
“ gue udah pindah ruma sejak kemaren sore!”
jawab Rio datar. Ify hanya mengangguk saja.
***
“ huaaa... Rio... pelan-pelan donkk....!!
pleasee... Rioo... pelan-pelann... huaa... Riooo...!!” Ify mengeratkan
pelukannya dipinggang Rio karena laki-laki ini benar-benar gila saat ini. Ia
mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata seperti orang yang
sedang kesetanan. Ify terus berteriak teriak nggak jelas, nggak peduli sama
orang-oranng yang risih dengan suaranya yang bisa dibilang keras pake banget.
“udahlahh... lo tenang aja, kan ada gue! “
ucap Rio sedikit berteriak agar Ify bisa mmendengar kata-katanya sembari
menambah kecepatan motornya. Ini seperti bukanlah seorang Rio, Ify baru pernah
melihat Rio yang seperti ini. Tapi fikiran itu nggak bertahan lama, ia lebih
memikirkan nyawanya yang mungkin bisa saja melayang sekarang juga.
“Rioo... Ify belum mau matiii.....!!!” . Ia
semakin mengeratkan pelukannya, Rio tersenyum dibalik helmnya, ada rasa nyaman
disaat gadis itu memeluknya. Ify yang baru sadar telah memeluk Rio dengan
sangat erat berusaha melonggarkannya sedikt, jantungnya berdebar kencanng
samai-sampai ia takut jika Rio mendengarnyaa. Rio yang tau pelukan gadis itu
mulai mengendor segera menggas motornnya lebih kencang yang mengakibatkan Ify
terdorong kedepan dan semakin erat memeluk Rio, kalo waktu bisa berhenti,
mungkin ini saat yang paling tepat buat Ify.
“tenang aja, Fy! Lo kalo mati sekarang pasti
bangga... soalnya lo mainya ditemenin orang gantengg..!!” teriak Rio dengan
pd-nya, Ify kemballi melongos. Kenapa Rio bisa jadi tengil begini?
*EmangDariDuluKaliFy* apa secepat itu Rio bisa berubah? Hem, hannya tuuhan yang
tau *TentunyaAuthornyaJuga*.
“ehemm... enak banget ya meluk gue? sampe udah
nyampe aja nggak nyadar!” Ify segera melepaskan pelukannya dari Rio, ini semua
gara-gara sikap Rio yang seketika dapat berubah semaunya. Ify sangat malu saat
ini! Apa lagi disana ada Ray, adik laki-laki Rio yang terlihat sangat jutek
dengan Ify.
Bersambung !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar