Senin, 07 September 2015

It’s Not Dream Part 4 *Cerbung Rify*

It’s Not Dream Part 4 *Waktu Berhentilah*

FB:

Yullia Pnt

Yullia's Story


Twitter:

@Yullia_Rise


Wattpad:

 @YulliaUllya


Instagram: 

@Yullia_Rise25


Ask.Fm:

 @YulliaUllya
 Happy Reading Guys!


  “Rio mana ya? Kok nggak ada ya?” Ify memutar bola matanya guna mencari sosok Rio, tapi yang didapatinya hanyalah taman yang indah penuh bunga dan pohon-pohon yang rindang.
 “aku kelamaan kali ya? Mungkin Rio udah pergi karena kelamaan nunggu aku!” Ify mendesah kecewa, denga langkah gontai Ify berbalik dan hendak pergi dari sana sebelum sebuah suara menahannya.
 “mau kemana lo?” Ify begitu kaget denga sosok perempuan yang ada dihadapannya, mengapa bukan Rio yang datang ? mengpa harus dia? Bisa jadi perang dunia ke3 ini.
 “aku mau kekelas Shill! Kamu ngapain disini?” jawab Ify gugup. Ya, dia Shilla, orang yang slama ini slalu mengejar-ngejar Rio, sama seperti Ify. Shilla memajukan tubuhnya mendekat kearah Ify, gadis Ify memundurkan tubuhnya berusaha menghindari Shilla. Sayangnya tuhan sedang tidak berpihak kepadanya, Ify terjatuh akibat tersandung oleh akar pohon. Shilla ikut berjongkok, dengan cepat ia menarik rambut panjang Ify sehingga gadis berdagu tirus itu meringis kesakitan, Ify berusaha untuk berontak dan mencari pertolongan. Suasana taman belakang sekolah yang sepi dan memang jarang mempunyai pengunjung membuat Ify kesulitan mencari pertolangan.
 “ngarep banget ya lo diajak ketemu berdua sama Rio? Ngaca dong, lo siapa? Rio siapa? Gue kasi tau ya, lo itu cuma perempuan bego yang otaknya super dangkal alias nggak bisa mikir! Sementara Rio? Dia itu murid paling jenius disekolah ini, jadi, jangan ngimpi lo!” Shilla tersenyum sinis kearah Ify, sementara Ify sudah tak mampu menahan tangisnya yang sedari tadi ia tahan.
 “jagan nangis lo, dasar cewe cengeng! Sekali lagi gue pringatin ya sama lo, jangan pernah deketin Rio lagi, jauhin dia! Kalo lo masih berani ngedektin dia, lo bakal tau akibatnya IFY! ngerti lo? Plak ! ” tamparan Shilla mendarat mulus dipipi Ify. Ify hanya mengangguk mengiyakan setiap ucapan Shilla, ia tak mau menambah runyam masalah ini jika ia melawan gadis didepannya itu. Dengan kasar, Shilla melepaskan tangannya dari rambut gadis itu dan segera pergi sebelum ada yang melihatnya.
 ***
 “eh Vi ! Ify kemana sih? kok nggak keliatan dari tadi? Mana udah mau masuk lagi!”Agni sedari tadi mencari Ify, sahabatnya yang satu itu sudah menghilang sejak 25 menit yang lalu. Kecemasan Agni semakin bertambah saat bel masuk telah berbunyi, menandakan guru bahasa Inggris yang super kiler akan segera masuk.
 “gue juga nggaak tau, Ag! Aduh.. gimana nih kal,..”
 “eh, itu Ify! IFY !” ucapan Via terpotong oleh ucapan Agni, Ify berjalan dengan muka sedikit dipalingkan dari teman-temannya, mengapa dengan gadis itu? Ia terus berjan kearah bangkunya yang berada disamping Via tanpa menoleh sedikitpun, itu makin membuat kedua sahabatnya heran dengannya.
 “Ify, lo kenapa sih ? Kok dipanggil nggak nya..., ASTAGA IFY... PIPI LO KENAPA??? ” Sivia yang orangnnya selalu heboh berteriak gak jelas saat melihat pipi Ify yang lebam akibat tamparan Shilla tadi, Ify tak menjawab pertanyaan Via. Ify takut Shilla akan berbuat lebih gila lagi jika ia memberi tahu apa yang terjadi kepada Via dan Agni, apalagi jika Cakka tau, makin runyam masalahnya. Untungnya pak Dave, guru bahasa Inggris segera datang ‘slamat.. makasih pak Dave ganteng’ batin Ify lega, setidaknya ia bisa menghindar dari pertanyaan kedua sahabatnya yanng keeponya udah stadium akhir.
 ***
 “aduhhh... pak Man mana sihh...? Ifykan mau pulang!” Ify berdecak kesal, pasalnya supirnya yang slalu setia mengntarnya kemanapun hari ini telat menjemputnya. Bel pulang US sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu dan hampir semua murid US sudah pulang kecuali anak basket yang memang slalu pulang lebih telat dari pada yang lain. Seorang lelaki yang memakai motor ninja berhenti tepat didepan Ify. Ify menyipitkan matanya berusaha mengenali pemuda didepannya, tapi nihil, pemuda itu memakai helm jadi sangat sulit bagi Ify untuk mengenalinya,
 “naik lo cepet !” Ify kenal banget dengan suara ini, ia yakin dia nggak salah denger. ‘Rio? In... ini beneran Rio?’ batin Ify, sedang apa Rio disini? Ify masih diam ditempatnya dan tak mengubris kata-kata Rio yang berkesan seperti perintah. Rio yang mulai kesal dengan tingkah Ify yang tidak bergeming dari tadi segera bangkit dari motornya dan berusaha menarik lengan Ify. Tapi dengan cepat Ify menepis tangan Rio, Rio mengeryit heran dengan tingkah Ify, tidak biasanya gadis bermata belo itu bertingkah seperti itu keapada Rio.
 “lo kenapa sih? Tumben banget, biasanya juga lo yang ngejar-ngejar gue!” Ify tak menjaawab, ia masih betah dengan kebungkamannya yang membuat Rio semakin geram dengan gadis yang satu ini. “lo kenapa sih? Ditanyain nggak dijawab?” ucap Rio sedikit dengan nada tinggi.
 “ak.. akuu.... nggak papa kok! Emm.... aku pergi dulu ya, yo!” Ify berusaha menghindar dari Rio, ia masih ingat dengan ancaman Shilla untuk tidak mendekati Rio. Rio semakin curiga dengan gadis didepannya ini, ia tau pasti ada yang telah terjadi sama Ify.
 “lo lupa kalo kita ada jadwal belajar bareng? Lebih tepatnya sih  gue ngajarin lo!”Ify yang semulanya berjalan cepat, bahkan dapat dikatakan berlari dengan volume lambat langsung terhenti. Ia baru ingat bahwa ia punya jadwal untuk belajar bersama denngan Rio, hal itulah yang membuatnya senyam senyum sendiri saat keluar dari ruangan bu Winda.
 “ em, kalo di tunda dulu nggak papakan, yo! Aku, aku.. ada janji sama papa!” Rio tersenyum miring, senyuman yang selalu membuat Ify terpesona dan meleleh seketika. Rio tau gadis ini sedang berbohong, karena Ify memang tidak pandai dalam berbohong.
 “ yaudah, ntar gue tingal bilang ke bu Winda kalo lo nggak mau belajar bareng gue karena lo males. Beres kan?” Ify meelongo, bisa-bisanya Rio ingin menfitnanya dihadapn bu Winda. Sesuka-sukanya Ify sama Rio, tetep aja dong yang mau dilakuin Rio itu salah banget.
 “ ishh.. yaudah deh! Tapi rumah kamu kan cuma selang beberapa rumah. Kenapa harus pake motor coba?” Ify yang memang tidak pernah yang namanya naik motor sdikit parno.
 “ gue udah pindah ruma sejak kemaren sore!” jawab Rio datar. Ify hanya mengangguk saja.
***
 “ huaaa... Rio... pelan-pelan donkk....!! pleasee... Rioo... pelan-pelann... huaa... Riooo...!!” Ify mengeratkan pelukannya dipinggang Rio karena laki-laki ini benar-benar gila saat ini. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata seperti orang yang sedang kesetanan. Ify terus berteriak teriak nggak jelas, nggak peduli sama orang-oranng yang risih dengan suaranya yang bisa dibilang keras pake banget.
 “udahlahh... lo tenang aja, kan ada gue! “ ucap Rio sedikit berteriak agar Ify bisa mmendengar kata-katanya sembari menambah kecepatan motornya. Ini seperti bukanlah seorang Rio, Ify baru pernah melihat Rio yang seperti ini. Tapi fikiran itu nggak bertahan lama, ia lebih memikirkan nyawanya yang mungkin bisa saja melayang sekarang juga.
 “Rioo... Ify belum mau matiii.....!!!” . Ia semakin mengeratkan pelukannya, Rio tersenyum dibalik helmnya, ada rasa nyaman disaat gadis itu memeluknya. Ify yang baru sadar telah memeluk Rio dengan sangat erat berusaha melonggarkannya sedikt, jantungnya berdebar kencanng samai-sampai ia takut jika Rio mendengarnyaa. Rio yang tau pelukan gadis itu mulai mengendor segera menggas motornnya lebih kencang yang mengakibatkan Ify terdorong kedepan dan semakin erat memeluk Rio, kalo waktu bisa berhenti, mungkin ini saat yang paling tepat buat Ify.
 “tenang aja, Fy! Lo kalo mati sekarang pasti bangga... soalnya lo mainya ditemenin orang gantengg..!!” teriak Rio dengan pd-nya, Ify kemballi melongos. Kenapa Rio bisa jadi tengil begini? *EmangDariDuluKaliFy* apa secepat itu Rio bisa berubah? Hem, hannya tuuhan yang tau *TentunyaAuthornyaJuga*.
 “ehemm... enak banget ya meluk gue? sampe udah nyampe aja nggak nyadar!” Ify segera melepaskan pelukannya dari Rio, ini semua gara-gara sikap Rio yang seketika dapat berubah semaunya. Ify sangat malu saat ini! Apa lagi disana ada Ray, adik laki-laki Rio yang terlihat sangat jutek dengan Ify.



 Bersambung !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar