It’s Not Dream Part 3 *Cintakah
Ini?*
FB:
Yullia Pnt
Yullia's Story
Twitter:
@Yullia_Rise
Wattpad:
@YulliaUllya
Instagram:
@Yullia_Rise25
Ask.Fm:
@YulliaUllya
Happy Reading Guys!
Ify baru saja keluar dari ruang Bu Winda wali
kelasnnya, seulas senyum kebahagiaan tergambar jelas dibibir tipisnya. Ntah apa
yang membuat ia begitu bahagia saat keluar dari sana, tidak lama kemudian Rio
keluar dari ruangan yang sama dengan muka datar dan dingin seperti biasanya.
“lo kenapa sih, fy? Dari tadi senyam senyum,
senyam senyum mulu” Agni sangat heran dengan Ify yang sudah seperti orang gila.
Ify masih tidak menghiraukan kata-kata Agni, ia masih memikirkan apa yang
barusaja terjadi diruangan Bu Winda tadi.
“Ag, kayanya Ify minta dikerjain nih!” Seulas
senyum evil tergamar jelas dibibir Via.
“1... 2.... 3...! IFY... ADA TAYLOR SWEEF!”
Teriak Agni dan Via tepat ditelinga Ify.
“Hahh,... Taylor Sweef? Mana... Mana...? Huaaa...
Taylor Sweef I Love You!” Ify berteriak gaje dikelasnya, murid-murid yang
kebetulan ada dikelas langsung tertawa ngakak melihat Ify yang seperti itu,
bahkan Sivia dan Agni sampai memegangi perutnya yang erasa sakit akibat terlalu
banyak tertawa. Ify terlihat seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan
baru oleh oragtuanya ketika mendengar nama idolanya itu disebut.
“lohhh.. kok kalian malah ketawa sihh..?
Taylor Sweef nya mana?” tanya Ify polos, ia melihat kesekelilingnya dan yang
didapati adalah teman-temannya yang sedang tertawa. Tentunya kecuali satu orang
yang kebetulan berada disana.Rio. Ketika Ify mengalihkan pandangannya kearah
Rio, Rio segela bangkit dan berjalan santai. Saat sampai disamping Ify ia
sedikit memiringkan tubuhnya. “lo
dikerjain Ify!” bisiknya lembut, tepat diteliga Ify. Baru kali ini rasanya Rio
berbicara selembut dan sedekat itu kepadanya. Serasa terbang kelangit ketujuh
Ify dibuatnya, sampai suara koor-an dari teman-teman kelasnya menyadarkannya.
“cieee... Ify.. Ehemm,..!” semburat merah
langsung muncul dipipinya. ‘Rio, kau buatku gila!’
***
“kenapa gue jadi gini ya?” seseorang berbicara
sendiri disebuah atap bangunan sekolahnya. Seutas senyum tergambar jelas
dibibirnya, ntah mengapa bayngan seorang gadis terus berkeliaran dikepalanya.
“Apa mungkin gue suka sama dia? Tapi apa
mungkin, gue suka sama cewe kaya Ify? Emang sih dia itu cantik, manis, baik,
lucu, tapi diakan bego! Eh, tapi kok gue malah mikirin dia yahh...? aaarghh....
bodo ah, mending gue tidur!” ya, dia Rio dan gadis yang difikirkannya itu tak
lain dan tak bukan adalah Ify. Rio sedang bingung dengan perasaannya terhadap
Ify. ia senang saat melihat Ify tertawa, senang saat mmelihat gadis itu malu-malu, bahkan Rio yang dibilang
tidak pernah tertawa pun hampir tertawa melihat prilaku Ify tadi. Tapi apa
mungkin ia suka dengan gais itu? Hanya tuhan yaang tau!
Tanpa Rio sadari ada seorang gadis yang telah
menguping perkataannya sedari tadi,
gadis itu menggeram keal
mendengar kata demi kata yanngdiucapkan pemuda hitm manis itu.
“kenapa harus Cewe bego itu sihh? Kenapa bukan
gue? awas lo cewe bego, gue nggak akan biarin lo ngerebut Rio dari gue!” gadis
itu tersenyum sinis dan segera pergi dari tempat itu sebelum Rio sadar bahwa ia
telah menguping.
***
“fy, katanya Rio nungguin lo ditaman belakang
sekolah! Lo disuruh pergi kesana, tapi sendirian aja ya! Soalnya Rio mau
ngomong penting katanya.” Ucap Dea, teman sekelas Ify, tentu saja menurut Ify
itu brita bahagia, sebentar lagi ia akan bertemu Rio dan itu hanya berdua.
Betapa senangnya Ify sekarang.
“ makasih ya ,De! Aku sayang kamu..! muach!!”
Dea bergidik ngeri dengan kelakuan Ify, gadis yang sungguh aneh, fikirnya.
“yaudahh.... gue pergi dulu!” Dea segera pergi
sebelum Ify bertingkah lebih gila lagi, dan dia tidak mau itu. Ia masih ingat
saat Ify menyukai kakak kelasnya yang bernama Debo, Ify bahkan lebih gila lagi
dari ini.
“Rio, tunggu aku!”
***
“Rio mana ya? Kok nggak ada ya?” Ify memutar
bola matanya guna mencari soso Rio, tapi yang didapatinya hanyalah taman yang
indah penuh bunga dan pohon-pohon yang rindang.
“aku kelamaan kali ya? Mungkin Rio udah pergi
karena kelamaan nunggu aku!” Ify mendesah kecewa, denga langkah gontai Ify
berbalik dan hendak pergi dari sana sebelum sebuah suara menahannya.
“mau kemana lo?”
Bersambung