Selasa, 01 Desember 2015

It’s Not Dream Part8 * Cerbung Rify *

It’s Not Dream Part8 *Bersatu!*


FB:

Yullia Pnt

Yullia's Story


Twitter:

@Yullia_Rise


Wattpad:

 @YulliaUllya


Instagram: 

@Yullia_Rise25


Ask.Fm:

 @YulliaUllya


 Happy Reading Guys!

 NB: Sorry Kalo Banyak Thypo Yang Bertebaran. Sorry Juga Karena Cerbung Gue Ini Ngeret Banget....!!! Oke, Wlaupun Hidup Kalian Gelap, Tapi Jangan Jadi Pembaca Gelap Ya! Hihi...
Lets Go To Story

Cakka menggerang frustasi, tak ada seorangpun teman temannya yang mengingat hari ulang tahunnya, sedari tadi disekolah ia terus bersama Ify berharap gadis berdagu tirus itu mengingat hari ultahnya, namun bahkan sampai sekarang sudah pelajaran terakhir, dan bel pulang sebentar lagi akan berbunyipun tak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.

“Ishh.. kenapa mereka bisa lupa sih sama ultah gue yang kece ini? Ntar aja kalo yang ultah si Rio yang sok kegantengan itu satu seklah pada inget!” grutu Cakka, ia sama sekali tak memperhatikan Bu Ira yang sedang menerangkan didepan, ia sungguh sangat kesal.

“apa sih kelebihannya si Rio Rio itu? Cakep? Cakepan gue lahh.. kaya? Gue nggak tau dia kaya atau nggak... hemm.. Pinter? Pinteran dia sih, tapi tetep aja gantengan gue” Ucap Cakka narsis, membuat Patton yang berada disampingnya terbangun dari tidur cantiknya *eh tidur gantengnya.

“Cak, jangan berisik napa? Gue mau tidur niiihhh.. ganggu aja lu.” Cakka menatap kesal kearah Patton, orang lagi kesel juga dia malah asik asikan tidur. Hampir saja sebuah toyoran dihadiahkan Cakka ke kepala lelaki itu, namun mengingat Patton adalah orang pertama sekaligus satu satunya orang yang telah mengucpkan selamat ulang tahun padanya, ia lantas mengurungkan niat tersbut dan memilih kembali melanjutkan acara mengomelnya tanpa sadar bahwa sepasang mata tengah menatapnya didepan sana.

“CAKKA NURAGA!” Suara bu Ira terdengar begitu melengking mmbuat Cakka lantas kaget dan menoleh, melihat Bu Ira yang sepertinya sangat jengkel, Cakka hanya mampu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil memberi plototan bagi teman temannya yang menahan tawa menatapnya. “Apa yang kamu lakukan dari tadi? Apa kamu sudah tidak menghrmati saya selaku wakil kepala sekolah sekaligus guru sejarah disini?” semua mata menatap kesal karah Cakka, mereka semua sudah sangat hafal, jika bu Ira telah mengeluarkan kata kata semacam itu, maka tak akan ada satu orangpun yang akan bisa pulang secepatnya nanti. Bu Ira pasti akan terus berrkoar memberikan eramah yang bahkan hampir telah ihafal oleh murid murid US.


***

Ify berjalan santa sambil bersendau gurau bersama Via dan Agni, namun langkahnya terhenti ketika tiba tiba Shilla Dan Tian dudah berada didepan mereka. Shilla sedikit menunduk membuat Ify menatap Tian dengan tatapan bertanya. Tian berdehem sebentar sebelum akhirnya menyeret Agni dan Via pergi meninggalkan Ify juga Shilla berdua.
Terjadi sedikit kecanggungan diantara mereka, seebelum akhirnya Shilla memutuskan untuk membuka suara lebih dahulu.

“ Gue mau minta maaf.” Ucap Shilla lirih. Ify menatap sahabat lamanya itu yang masih terus menunduk. Setetes cairan bening meluncur bebas dari mata keduanya tanpa ada yang menahan. Ify tak berniat untuk membalas ucapan sahabat kecilnya itu, detengah panasnya terik matahari ia hanya menunggu Shilla untuk kembali melanjutkan ucapannya.

“Maaf, maaf atas semua yang udah gue lakuin. Maaf karena gue udah ngerusak persahabatan kita. Maaf karena gue udah ngehancurin semuanya. Maaff..” Shilla tak lagi dapat menahan isakannya, ia tak lagi sanggup melanjutkan kata katanya. Ify sama sekali tak menyahut, kakinya membawanya untuk melangkah dan segera pergi, namun saat ia berbalik dan hendak berlai, seebuah tangan tiba tiba merengkuh lehernya dari belakang. Itu. Ify.

***


“Lo Ngapain Sih Geret Kita Bedua Kekantin?” Agni menatap kesal kearah laki laki yang mengaku sebagai “Pacar” Ify ini. Tian hanya mengerlingkan matanya malas, sejak awal ia memang sedikit tak terlalu suka dengan Via juga Agni. Ia menangkap ada yang tidak beres dengan mereka berdua, ntah apa itu.

“Gimana kalo Ify diapa apain sama Shilla? Gimana kalo dia di celakk...”

“Beri mereka waktu sebentar!” ucapnya tegas dan singkat memotong ucapan Via. Melihat raut wajah Septian yang seperti itu membuat Sivia dan Agni mengurungkan niatnya untuk protes kembali.

“mana Ify?” tiba tiba sebuah suara datang dari arah pintu belakang Septian, ia menengok dan kembali memutar matanya malas. Rio. Tian heran dengan laki laki itu, sedari tadi hanya diam didalam kelas, dan sekarang tanpa sebab malah menanyakan sosok Ify.

“Lo ngapain nyari dia? Mau nguber dia kaya Cakka?” Ucap Tian membuat Via dan Agni melotot kearah laki laki itu. Rio hanya menatapnya datar sambil tetap menunggu jawaban dari salah satu dari mereka, hari ini gadis mungil itu ada jadwal beajar bersama dengannya.

“Dia Lagi_”

“Dia pulang duluan, papanya sakit dan gak bisa ditinggal. Kenapa?” tanpa peduli akan pertanyaan Tian, Rio segera pergi dan berniat untuk langsung pulang kerumah. Hari ini ntah mengapa ia merasa sedikit lemas dan bad mood. Ia segera melangkahkan kakinya menuju motornya yang berada diparkiran dan segera melesat pergi.

***

“ Jangan pergi lagi. Aku kangen kamu.” Shilla berbalik memeluk Ify, mereka berpelukan tanpa peduli dengan tatapan orang orang yang tampak melihat mereka dengan tatapan aneh, bahkan sebagian ada yang berfikir mau tumpengan demi merayakan perdamaian dua kubuh itu tanpa tau bahwa yang mereka sebut sebagai “Mantan Musuh” sekarang sebenarnya adalah mantan sahabat.

“Gue jahat Fy. Gue jahat banget. Gue selalu nyakitin lo, nyiksa lo, maki maki lo, gue lakuin semua itu demi gejagain lo. Gue tau itu salah tapi gue mlah melanjutkannya. Gue .. guee...” Shilla erus menangis, ia rindu saat saat seperti ini, ia rindu akan pelukan seorang sahabat, pelukan hangat yang selalu ia rindukan. Ia rindu pada sosok sahabat seperti Ify, sahabat yang eelalu mengertinya, selalu memberi saran saran yang bijak. Dan mampu menjadi sumber tawa dan senyumnya dikala ia terpuruk sekalipun. “Maafin gue, Fy. Gue emang bukan sahabat yang baik buat lo, gue bahkan gak ada disaat lo lagi sedih. Maafin gue, sekali lagi maaf.” Ify menggeleng kuat kuat. Shilla tak pernah salah dimatanya, ia sudah memaafkan semua kesalahan gadis itu karena ia selalu mengingat pesan sang ayah dulu. “Kadang dalam beberapa hal kita harus memberikan kesempatan kedua, Ify gak boleh dendam sama orang. Beri mereka kesempatan untuk merubah diri menjadi lebih baik. Jangan pernah lelah untuk memaafkan ya, Fy!” mungkin seperti itulah kira kira pesan ayahnya dulu.

“Ify udah maafin Shilla. Ify sayang Shilla, aku gak mau kehilangan kamu lagi. Jangan nangis, soalnya kalo kamu nangis Ify jadi nangis juga.” Isakan Shilla makin keras setelah mendengar ucapan sahabatnya itu, oh tuhann,,,.. mengapa kau ciptakan makluk ssepolos Ify? Ia bahkan tak memiliki rasa dendam.

“Jadi kita sahabatan lagi?” Shilla mengangguki pertanyaan Ify. Hatinya begitu senang bagai ada begitu banyak kupu kupu yang menggelitikinyasehinnga membuatnya takmampu berhenti tersenyum. Inilah yang ia inginkan sejak dulu, hidupnya suram tanpa Ify, tapi kini. Tiga Sekawan telah Kembali. Ify Shilla Tian. Sahabat yang tak terpisahkan.

Tamat



Enggak Ding Boong :D
***
Cakka masih melihat jam tangan Merah yang bisa menyala dalam kegelapan yang tergulai lemas di atas nakas kamarnya. Jarum pendek sudah menunjukka jam 11 Malam, namun tak ada satu SMS Atau Telpon masuk pun yang mengatakan Ucapan Selamat Ulang Tahun. Ia berdecak kesal, satu menit lagi bahkan kurang dari itu hari dan tanggal akan segera berganti. Rasa kecewa, sedih, tak dianggap, dan rasa nyesek lainnya melnda lelaki itu.
“apa emang gue segitu nggak berartinya bagi mereka semua? Hehh. Bahkan orang rumah gak satupun yang inget sama ultah gue? Trus apa artinya semua yang gue lakuin sama mereka semua selama i__”
BRUGG..

“Adaww.. Ishh.. Eh Cakka HBD Cak.” Tiba-tiba tepat saat jam tangan diatas nakas Cakka menunjukkan pukul 23.56 seabrek(?) orang masuk atau lebih tepanya terjatuh didepan pintu kamar Cakka yang memang tak dikunci. “Ish.. Sakit tau, yan.” Shilla yang tadi berada dibaris depan sedikit berbisik pada sahabatnya itu. Naluri keponya muncul seketika ketika tadi saat hendak masuk dan mengucapkan HBD Kepada Cakka mereka terhenti saat mendengar sang empunya kamar sedang galau. Cakka menatap Shilla dengan kening berkerut Gimana Bisa? Bagaimana bisa Shilla berada disini? Berdiri paling depan pula? Impossible.

“Ngapain lo disini, Shill?” Shilla menunduk, teman teman kelas Cakka yang memang ikut merencanakan kejutan ini untuk Cakka juga ikut menatap gadis itu seakan ia adalah seorang penyusup.

***


Bersambung Dulu Ahh.. Wkwkwkk..

Hyy... Hyy.. Ketemu Lagi Ama Gue Author Kece Bin Gaje Yang Hobby Ngaret. Maklum Ajalah Guekan Sibuk Gitooo... :v Mangap *Eh Maaf Yak Ngaret Banget Gue :v
Part Ini Pendek? Emang, Sengaja Soalnya Gue Mau Buat Sesuatu Yang........ Ngg,.. Biasa Aja Ssih Di Part Selanjutnya. Kalo Ada Yang Bisa Nebak Part Selanjutnya Ada Apaan Gue Kasi Hadiah Dehh.. :v  #GajeBanget



Follow My New Twitter : @Yullia_Rise #Follback?JustMentionGays :D #NumpangPromot