Sabtu, 19 September 2015

It’s Not Dream Part5 * Cerbung Rify*

It’s Not Dream Part5 * Selangkah Lebih Maju!*

FB:

Yullia Pnt

Yullia's Story


Twitter:

@Yullia_Rise


Wattpad:

 @YulliaUllya


Instagram: 

@Yullia_Rise25


Ask.Fm:

 @YulliaUllya
 Happy Reading Guys!




 NB: Sorry Kalo Banyak Thypo Yang Bertebaran. Sorry Juga Karena Cerbung Gue Ini Ngeret Banget....!!! Oke, Wlaupun Hidup Kalian Gelap, Tapi Jangan Jadi Pembaca Gelap Ya!

  “ehemm... enak banget ya meluk gue? sampe udah nyampe aja nggak nyadar!” Ify segera melepaskan pelukannya dari Rio, ini semua gara-gara sikap Rio yang seketika dapat berubah semaunya. Ify sangat malu saat ini! Apa lagi disana ada Ray, adik laki-laki Rio yang terlihat sangat jutek dengan Ify.
 “Yo, dia siapa? Kok ngeliatin aku sampe segitunya banget sih ?” Bisik Ify, ia tak tau siapa Ray karena walaupun Ify tau letak rumah Rio ia tak pernah berkunjung sekalipun.
 “ dia Ray adek gue ! karena dia pinter, jadi risih sama orang bego kaya lo!!” jawab Rio sekenanya, Ify mendengus kesal dengan lelaki dihadapannya itu, tapi tunggu dulu, bukannya ibu Rio sudah meninggal saat melahirkannya? Lalu bagaimana bisa Rio punya adik?.
 “Yo, aku boleh nanya nggak? Mama kamu kan udah meni..”
 “dia adek angkat gue” Rio segera memotong ucapan Ify karena ia tau maksud dari pertanyaannya. Tak mau berlama-lama lagi mendengar celotehan gadis itu, Rio segera menarik Ify menuju ruang belajarnya.
***
 “loh.. papa ngapain di ruang belajar Rio? Tumben banget!” Rio heran dengan papanya yang tiba-tiba sudah ada didalam ruang belajarnya dengan tiga gelas teh hangat dan beberapa cemilan.
 “tadi bu Winda telpon papa, katanya dia mau minta izin buat nyuruh kamu jadi guru privat buat Ify, dan katanya mungkin kalian bakal belajar dirumah Ify atau nggak disekolah. Tapi papa tau, kamu nggak suka belajar ditempat lain selain dirumah. Jadi papa kesini mau mantau kalian belajar, kamukan keras yo kalo ngajarin orang. Papa takutnya Ify ntar kenapa-napa lagi!” Jelas om Zeth papa Rio, Ify tersenyum senang mendengarnya, setidaknya di tak hanya berdua dengan Rio. Sementara Ify tersenyum bahagia, Rio justru merenggut kesal dengan ucapan papannya yang seakan-akan memberi kesan bahwa dirinya sangat kejam saat sedang mengajar.
 “bolehkan, fy? Kalo om ikut ngeliat kalian belajar?” Ucap om Zeth bertanya kepada Ify. Ify mengangguk mengiyakaan ucapan leleki paru baya didepannya itu, Rio merutuki Ify yang mengiyakan kemauan papanya itu. Rio tau maksud dari papanya bukan hanya memantau proses belajarnya dengan Ify, tapi ada maksud terselubung didalamnya.
 “boleh kok om, kalo banyak orang belajarnyakan makin seru!” ucap Ify bersemangat.
 Proses belajarpun dimulai, Rio berusaha untuk sabar mengajari Ify yang menurutnya sangat susah untuk mengerti, yang Rio herankan adalah, Ify hanya susah mengerti jika Rio yang menjelaskan tapi saat papanya yang menjelaskan Ify sangat mudah mengerti dengan pelajaran yang sedang diterangkan, apa lagi dengann guyonan-guyonan lucu yang dibuat oleh om Zeth membuat Ify semakin senang bertanya kepadanya.‘sebenernya yang jadi guru privatnya gue atau papa sih? Kok ni anak malah keseringan nanya papa? Apa ni anak lagi modusin papa ya, supaya dia gampang deketin gue?’ Rio menggerutu didalam hatinya, om Zeth yang melihat raut wajah Rio sudah tak enak tersenyumm tipis, ia sangat tau sifat anak lelakinya itu sehingga sangat mudah baginya untuk tau isi fikiran anak kandungnya itu.
 “fy, kamu terusin balajarnya sama Rio ya! Om ada urusan nih, bye!” tak mau menambah kekesalan Rio lagi, om Zeth bergegas pergi dari sana, meninggalkan Rio dan Ify berdua.
 “papa kamu baik deh, yo! Kalo gini aku jadi seneng dan betah belajanya!” ungkap Ify kepada Rio, Rio tak memperdulikan ucapan Ify ia masih sibuk dengan soal-soal yang baru saja selesai dikerjakan gadis itu.
 “lo mau modusin papa gue gimanapun, gue nggak bakal terpengaruh!” Ucap Rio datar, Ify mengeryit heran dengan ucapan Rio. Apa maksudnya? Modus?.
 “Ih, kamu kok kepedean banget sih, yo? Ngapain aku modusin papa kamu? Nggak ada kerjaan banget sih?” Ify merenggut kesal, Rio kenapa bisa jadi berubah banget gini sih?.
 “Mungkin aja lo modusin papa gue buat deketin guekan? Lo kan cinta mati gue!” ntah sadar atau tidak Rio mengucapkan itu semua. Ify yang samar-samar mendengarnya pun menyipitkan matanya, sekaligus berusaha mempertajam pendengarannya. Apa dia salah dengar?.
 “lo bilang apa tadi, yo? Gue nggak salah dengerkan ?” tanya Ify, Rio  yang baru sadar pun merutuki dirinnya sendiri. ‘kenapa bisa salah ngomong sih?’ Rutuknya dalam hati.
 “gue bilang, lo kan cinta mati sama gue !” Rio berusaha untuk menutup kesaltingannya, yap.. dan itu berhasil. Ia slalu bisa menutupinya dengan muka datarnya.
 “ udah, nih PR buat lo, besok pagi lo kumpulin dimeja gue! sekarang lo pulang sono, gue cape pingin istirahat. Oo iya, KKM buat PR itu 95, kalo lo nggak bisa mencapai nilai itu, lo bakal dapet hukuman dari gue! sekarang lo silahkan pulang!” Ify melongos mendengar kata-kata yang baru saja dilontarkan oleh Rio, dia menyuruh Ify pulang sendiri? Hello bukannya tadi Ify berangkat kesini dengan Rio? Jadi pulangnya juga sama Rio dong, masa ia harus pulanng sendiri? ‘Rio, kau menyebalkan’ umpat Ify dalam hati.
***
 “ Assalamualaikum... Ify pulang!” teriak Ify begitu bersemangat, hatinya sangat senang hari ini.
 “ Waalaikumsalam, loh... kok baru pulang, fy?” tanya sang ayah yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu. Pria paruhbaya itu sangat kahwatir dengan anak gadisnya.
 “tadi ada kerja kelompok pa, Ify nggak sempet ngabarin soalnya bu Winda nyuruhnya mendadak sih! Yaudah Ify kekamar dulu ya, dadah papa.. muach..!” Ify mengecup kilat pipi papanya dan segera melangkahkan kakinya menuju kekamarnya yang bernuansa biru dengan sedikit sentuhan warna putih dan merah muda. Kamar yang banyak dihuni oleh boneka stict kesukaannya itu adalah tempat favoritnya untuk bercurhat ria dengan foto sang bunda, kebiasaan yang sering ia lakukan jika sedang senang ataupun sedih. Hanafi hanya tersenyum dengan tingkah anaknya yang terlihat lebih ceria dari biasanya.
***
  "sampe kapan sih lo mau nyuruh gue bo'ong terus? cape tau, nambain dosa gue aja." Ucap seorang gadis sambil menatap teman temannya, terutama lelaki manis dihadapannya. lelaki itu tersenyum miring menanggapi gadis itu.
 "sampe kedua tikus itu masuk perangkap!" jawabnya sambil tersenyum evil, sementara teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepalanya.
 "serah lo aja dehh... yang penting komisi buat kita ada!" ucap salah satu dari mereka.
***
 “hy ma, aku mau curhat lagi nih! Mama tau nggak? Aku seneng banget hari ini, mama tau Rio kan? Hari ini aku seneng karena aku bisa belajar bareng sama dia, bisa ngobrol banyak sama dia, bisa deket sama dia! Ternyata Rio punya sisi lain juga, aku baru tau kalo sebenernya Rio itu nggak jutek-jutek amat. Malahan tingkaahnya dia itu hapir bahkan lebih tengil and kepedean daripada Cakka. Sekarang kayanya Ify udah selangkah lebih maju deh.” Ify terus mengoceh sambil membelai foto sang mama yang terlihat anggun sekali. Ia tersenyum memandang foto mamanya.
 “Tapi Ify juga sebel hari ini, mama tau Shilla kan? Tadi dia ngancem aku, katanya aku harus jauhin Rio. Akukan suka sama Rio, masa aku harus jauhin dia sih ma? Andai waktu bisa diulang ya ma, aku nggak mau ada disituasi kaya gini, aku mau Shilla yang dulu, aku mau jadi Alyssa dan Ashilla lagi kaya dulu, bukan jadi Shilla dan Ify yang sekarang.” Ify menerawang jauh, jauh kemasalalunya, masalalu yang indah dan tak pernah dapat dilupakan gadis itu. Masa lalu yang slalu ingin diulang olehnya.

 “ ah kok aku jadi mellow gini sih? Yaudah deh.. oh iya, tadi aku ketemu papanya Rio juga loh ma, dia itu beda banget sama Rio!” Ify menerawang, memgingat kembali kejadian tadi saat ia belajar sambil bercanda dengan om Zeth papa Rio.
 “ sainng bedanya nih ma, aku sampe nggak percaya kalo m Zeth itu papannya Rio! Bayangin deh ma, om Zeth itu baik, urah senyuum, penyabar, em.. apa lagi ya?” Ify berhhentii sejenak, memiikirkan kata yang pas untuk menggambarkan om Zeth.
 “ pokoknya perfect deh, gantengnya juga nggak kalah samaa Rio! Beda bangetkan ma sama Rio? Coba Rio kaya papanya, pasti Ify makin cinnta deh samma dia!”
 “Pacaran aja sama om Zeth, fy”
***
  “ pokoknya perfect deh, gantengnya juga nggak kalah samaa Rio! Beda bangetkan ma sama Rio? Coba Rio kaya papanya, pasti Ify makin cinnta deh samma dia!”
 “Pacaran aja sama om Zeth, fy” Ucap Via dan Agni yang ntah sejak kapan telah bertengger manis dipintu kamar Ify, gadis itu bergidik dengan ucapan kedua sobat karibnya itu. Emangnya Ify cewe apaan mau disuruh pacaran sama om om?.
 “ih, kalian kebiasaan deh, kalo masuk nggak pernah ngetk pintu. Pasti kalian ngupinng curhatan akukan? Dasar !” sungut Ify sebal, Agni dan Sivia hanya menggeleng gemas dengann tingkah lucu Ify yang terlihat seperti anak kecil *AhMenggemaskan*.
 “kalo lo jadi adek gue nih,fy! Gue pasti seneng banget deh, tiap hari bisa cubitin pipi lo!” ceplos Via, Ify langsung menutup kedua pipinya agar Via tidak melaksanakan aksinya itu.
 “ih, Pia sadis banget sih sama Ify!” tingkah Ify semakin lucu, membuat Via semakin gemas dengan sobatnya yang satu itu.
 “Makanya fy, lo nggak usah sok unyu gitu deh, Gue sama Via kan jadi gemes.” Ucap Agni yang lebih memili untuk berpihak kepada Via.
 “Agni, Via, aku nggak sok unyu tau. Ify kan emang gini dari dulu. Udah, sekaraanng kalian mau apa datang kesini?” Agni dan Via saling berpandangan, lalu menepuk jidat masing-masing sambil menghela napas.
 “Ifyku sayang, lo pikun atau apa sih? Emang segitu senengnya lo abis belajar bareng sama Rio? Sampe lupa kita mau ngapain?” Pertanyaan Sivia membuat Ify semakin bingung, ia sungguh tak ingat dengan rencana mereka hari ini. Ify menggeleng tanda bahwa ia sunguh lupa alias nggak tau mereka mau ngapain.
 “ Ify, besok ultahnya Cakka. Bukannya lo yang ngajakin kita buat nyiapin kejutan dan kado buat dia? Masa lo yang lupa!” Ify menepuk jidatnya, ia baru ingat sekarang.’ah kenapa sampe lupa sih? Gara-gara Rio nih!’ umpat Ify dalam hati. Ify bergegas masuk kekamar mandi dan segera berganti baju, tapi sebelum masuk kekamar mandi Ify masih punya satu pertanyaan untuk sohibnya itu.
 “gimana kaliaan bisa tau aku abis belajar bareng Rio? Jangann bilang tadi kalian nguping curhatan aku dari awal” taanya Ify was was kalau sampai mereka tau curhatannya yang tadi. Bukan karena ia malu atau takut Via dan Agni akan merablak Shilla, tapi ada satu rahasia tentangnya dan Shilla yang belum diketahui mereka, dan mungkin nggak akan pernah mereka ketahui. Tentang kenangannya bersama Shilla.
 “ Ify ada beberapa alasan kita tau lo abis belajar bareng sama Rio. Pertama, nanya ke bu Winda. Abis lo senyam senyum gitu sih pas keluar dari ruangannya. Kedua, kata Obiet, lo pulang sekolah diboncengin Rio. Dan terakhir kita nggak nguping curhatan lo, kita Cuma denger pas lo muji papanya Rio doang.” Jelas Sivia panjang kali lebar kali tinggi, nggak pake koma lagi.
 “udah puaskan sama jawabannya? Sekarang mendingan lo cepetan siap-siap!” printah Agni sembari mendorong Ify agar segera masuk kedalam kamar mandi. Ify mengelus dadanya, bersyukur.
 “dasar aneh...!!!”


 Bersambung !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar