Kamis, 23 Juli 2015

It's Not Dream Part 1 *Cerbung Rify*

It's Not Dream Part 1 *Surat Cinta*

FB:

Yullia Pnt

Yullia's Story


Twitter:

@Yullia_Rise


Wattpad:

 @YulliaUllya


Instagram: 

@Yullia_Rise25


Ask.Fm:

 @YulliaUllya

 Happy Reading Guys!





Seperti biasa, hari ini Ify datang pagi sekali. Ia berdiri didepan gerbang US, menunggu seseorang. Siapa lagi kalo bukan Mario. Ify melihat Rio baru saja datang, Rio slalu berangkat dengan berjalan kaki, karena rumahnya yang hanya berselang 3 rumah dari sekolah.


"Rio! Tunggu sebentar!" Rio berhenti didepan Ify tanpa menoleh sedikitpun.


"Hmm...!" Tanpa menunggu aba-aba Ify segera menyodorkan sebuah Amplop kepada Rio. Amplop itu berwarna biru cerah dengan sedikit hiasan berbentuk hati dengan warna merah muda. Rio mengambilnya dan beranjak pergi. Ify mengekori Rio karena mereka memang satu kelas.


***


Pelajaran baru saja usai. Kini semua siswa bagai semut yang berdatangan menuju tempat dimana gula berada. Tentu saja yang dimaksud adalah kantin. Ify memutarkan bola matanya mencari tempat kosong untuknya duduk. Hanya ada satu tempat dan itu disamping Rio! Ify berusaha menenangkan hatinya dan berjalan perlahan menuju meja tempat Rio berada.


"Boleh aku duduk disini, yo?" Rio melirik sinis kearah Ify. Lalu ia Bangkit dan beranjak pergi, taklupa ia melemparkan amplop yang tadi diberikan Ify.


"Hah? Rio Baca surat gue? Huaa... Ayah!!!" tanpa peduli dengan makanannya lagi Ify segera pergi menemui kedua sohibnya, sebuah pengalaman langkah seorang manusia es seperti Rio mau membaca surat buatannya. Like a dream!


***


"Via! Agni! Hua.. Gue seneng!" Kedua sohib Ify itu hanya menutup kedua telinga mereka karena suara cempreng Ify yang begitu menggelegar. Berharap setelah ini mereka nggak akan kena penyakit Tuli.


" Ify, nggak usah teriak gitu. Telinga aku sakit tau" Via bersungut sebal, sementara Ify hanya nyengir.


"Emang ada apa sih?" Tanya Agni yang mulai kepo.


"Rio baca surat aku!" Via dan Agni cengo mendengar pengakuan Ify.


"Serius? Manusia Es itu baca surat lo?" Agni masih tak percaya.




"Iya! Nih aku buka ya, siapa tau ada balesannya" Ify membuka surat itu. Via dan Agni pun mendekat kearah Ify. Mereka penasaran apasih yang dikatakan oleh Rio si manusia Es.


"WHAT???" Sivia membolakan matanya yang sipit melihat apa yang ada dikertas itu. Saking kagetnya matanya sampai terlihat membulat sempurna. Bukan karena balasan yang manis. Tapi Sesuatu yang mencengangkan.


"Via kenapasih ? Kasian tuh My Lovely Ify telinganya sakit!" Cakka tiba-tiba sudah berada disamping Ify. Agni yang menyadari kehadiran Cakka bersungut sebal. 'Pasti mau bikin rusuh nih!' batin Agni.


"Eh, Kertas apaan tuh, Fy?" Cakka menganbil surat yang berada ditangan Ify dan segera membacanya.


"UNGKAPAN HATI"
Mungkin Aku Bukanlah Seorang Penyair Yang Pandai Membuat Puisi....
Ini Hanyalah Sebuah Puisi Yang Kubuat Dari Hati...
Kata-Kata Yang Tercurah Dari Hatiku Untukmu Kasih...

Aku Tak Bisa Menyalahkan Cinta Karena Telah Mencintaimu...
Karena Cintah Bukanlah Alasam Untuk Menyalahkan Seseorang...
Karena Cinta Adalah Suatu Alasan Untuk Membuat Orang Bahgia....

Aku Takkan Menyesal Karena Tlah Jatuh Cinta Padamu...
Karena Saat Kita Mencintai Seseorang Kita Harus Siap Merasakan Sakit...
Dan, Saat Aku Mencintaimu Aku Harus Siap Melepasmu...

Cakka selesai membaca puisi yang merupakan isi surat tersebut, sungguh kata-kata yang manis. Cakka tersenyum begitu manis, tapi saat membalikkan surat tersebut cakka menggeram kesal melihat apa yang terlihat disana. 

***


"Brak!" Suara gebrakan yang bersumber dari Cakka mengagetkan seluruh penghuni Perpustakaan.


" Lo bener-bener nggak punya otak ya?" Cakka benar-benar tak habis fikir dengan pria didepannya ini. Pria itu hanya tersenyum sinis. Siapa lagi juka bukan Mario, Rio tau maksud Cakka pastinya menyangkut Ify. Rio sudah biasa menghadapi Cakka yang slalu datang membela gadis berdagu tirus itu.


"Gue hanya memberikan ilmu kepada temen lo itu!" Ucap Rio santai tapi berkesan tegas.


"Lo bener-bener nggak punya hati tau nggak! Ibu lo nggak pernah ngajarin lo sopan santun ya !" gertak Cakka. Seketika Rio terdiam wajahnya menjadi merah penuh kemarahan. Semua orang yang melihat wajah Rio yang begitu menjadi bergidik ngeri. Ada apa dengan Rio? Tak pernah mereka melihat Rio yang menampakkan wajah semarah itu. Semua yang ada disitu merutuki Cakka yang membuat Rio marah sampai seperti itu.


"Cakka lo ngapain sih disini? Nggak ada gunanya ngomong sama manusia Es yang nggak berperi kemanusiaan kaya dia!" Agni tiba-tiba datang bersama Sivia.


"Tau tuh, ibunya nggak pernah ngajsrin cara menghargai orang kali ya!" Ucapan Sivia makin membuat Rio marah. Rio yang awalnya duduk santaipun kini tlah berdiri. Ia berjalan menuju tempat ketiga manusia itu.


"GUE INGETIN SAMA KALIAN ! JANGAN PERNAH LO SEMUA BAWA-BAWA NAMA ORTU GUE ! TERUTAMA MAMA GUE KALO LO SEMUA MASIH PINGIN HIDUP! NGERTI!" Katanya, Sungguh lantang, tegas, dan menakutkan. Ini bukan Rio yang slalu Woles alias santai. Ini adalah Rio versi Setan! Semua yang ada disitu terdiam. Termasuh Cakka, Agni, Dan Sivia. Baru kali ini mereka melihat Rio semarah itu. Sungguh membuat mereka merinding.

Bersambung !