Senin, 14 September 2015

Penyesalan *CERPEN RIFY*

Penyesalan





Aku tak pernah  menyangkah ini semua akan terjadi, kluarga yang aku bangun dengan susah paya harus kandas ditengah jalan.  Hal ini yang dulu slalu aku takutkan, menikah diumur yang masih muda dengan orang yang aku sayangi. Ntahlah, aku nggak tau kenapa dulu aku dengan mudahnya menerima dia sebagai pendamping hidupku, kini haruskah aku menjandi janda diusia semuda ini, aku tau dulu maksud dia baik, ia tak mau ada hal yang tidak biak terjadi pada hubungan kami. Tapi aku tak mau menjanda diusia 20 tahun.
            “ yo, plis jangan kaya gini! Aku nggak mau jadi janda! Aku masih terlalu muda. Ini Cuma salah paham Rio, aku nggak punya hubungan apa-apa sama Iel! Aku bisa jelasin semuanya. Plis, yo!!!” aku terus menangis, memohon sedikit belas kasih suamiku. Sedangkal itukah pemikirannya? Sampai ia tega menceraikanku hanya karena kesalapahaman.
            “apa lagi yang mau lo jelasin hah? Udah cukup, gue udah tau semuanya. Sekarang lo pergi dari rumah gue. pergi lo. Jangan pernah balik lagi!” aku memandangnya sandu, tak adakah satu kesempatan lagi untukku? Aku masih berharap belas kasihnya.
“yo, aku mohon. Kita bisa bicarain ini baik-baikkan?” tak ada sedikitpun kulihat hatinya meluluh, mungkin ini sudah jalanku, aku harus ihklas. Tapi kemanakah aku harus pergi? Aku sudah tak punya siapa-siapa. Tuhan bantulah aku.
            “oke, yo! Kalo itu memang keinginan kamu, aku akan turutin. Tapi suatu saat nanti jika kamu sudah sadar jangan pernah cari aku lagi!” kulangkahkan kakiku untuk pergi, didalam hati aku bersumpah ‘aku takkan pernah menginjakkan kakiku lagi dirumah ini.
***
            Aku berjalan tak tentu arah, ntah kemana aku akan pergi. Aku hanya mengikuti kearah mana kakiku melangkah, tak peduli dengan pandangan iba dari orang-orang yang melihat ku. Rasanya seluruh tubuhku begitu sakit, kepalaku sangat pusing, tidak biasanya aku begini. Langkahku semakin pelan, pandanganku buram, rasa sakit yang sedari tadi kutahan kini terasa sangat sakit dan tak mampu untukku tahan. Aku terjatuh, samar-samar kulihat seseorang memanggilku, tak lama setelah itu aku benar-benar tak sadarkan diri.
***
            “fy, kamu udah sadar? “ suara itu, aku kenal suara itu, dia Iel. Sedikit senyum paksa kuberikan padanya, aku tak mau membuatnya kahwatir dengan keadanku. Ia menggeleng, ah, aku lupa Iel adalah orang paling peka yang pernah kukenal, dia tidak pernah salah dalam menebak perasaanku.
            “kamu nggak usah beri aku senyum palsu itu, aku nggak butuh itu! Sekarang beri tahu aku, Rio ngapain kamu? Apa dia menyakitimu?” tuhan, mengapa Iel, laki-laki yag hanya sekedar sahabatku begitu peka dan mengerti aku? Sementara Rio, suamiku sendiri bahkan tidak peduli dengan keadaanku sekarang.
            “ya sudah, kalo kamu belum mau cerita sekarang, tapi ingat, jika kamu butuh apa-apa aku siap membantumu! Tunggulah sebentar, aku akan memanggil Dokter untuk memeriksamu!” ia segera pergi untuk memanggil Dokter.
            “ trimakasih!” ucapku lirih, ia hanya membalasnya dengan senyuman dan segera pergi.
@@@
            “apa anda suami dari ibu Ify?”
            “ya, saya suaminya,dok!” ucapku dngan ragu, jika aku mengatakan aku bukan suaminya pasti Dokter ini akan menanyakan keberadan Rio, suami Ify. bagaimana aku bisa tau dia dimana, sementara aku menemukan Ify tergeletak tak berdaya diperjalanan. Tiba-tiba seberkas senyum tergambar dibibir dokter itu, ia menjulurkan tangannya, dengan ragu kubalas uluran tangan itu.
            “selamat, istri anda sedang mengandung! Dan usia kandungannya baru beranjak satu bulan!” aku tertegun, harusnya ini memang brita bahagia, mungkin itu untuk Ify, tapi tidak untukku. Andai aku memang benar-benar suami gadis itu, betapa bahagianya aku. Kulangkahkan kakiku kedalam ruangan tempat Ify dirawat, segurat senyum kuberikan padanya. Kutarik napas dalam-dalam sebelum memberitahu berita ini, sungguh berat rasanya.
            “Iel, aku kenapa?” suaranya masih pelan dan terdengar irih. Guratan kecemasan terlihat diwajah ayunya.sungguh gadis yang manis.
            “kamu hamil, fy! Dan usia kehamilan kamu sudah beranjak satu bulan!” dapat kulihat pancaraan kebahagiaan diwajahnya, tangan mungilnya bergerak menyentuh dan mengelus perut datarnya. Ingin rasanya aku memeluk gadis itu, tapi aku tau, itu tak mungkin kuakukan.
            “ apa kamu tidak ingin memberitahu Rio, Fy?” seketika wajahnya kembali murung, apa yang terjadi pada gadis ini? Mengapa ia begitu murung setelah mendengar nama suaminya itu? Apa telah terjadi sesuatu dengan mereka? Dengan sedikit keberanian, ku belai lembut rambutnya yang sangat rapi. Tapi ia malah menangis!
            “jangan sebut namanya lagi! Aku mohon! Dia telah menceraikanku Iel!” aku tertegun, mengapa Rio setega itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Tanpa basa basi kurengkuh tubuh  mungilnya dengan lembut kubelai rambutnya, inilah yang sejak dulu ingin kulakukan.’aku berjanji Ify, akulah yang akan bertanggung jawab atas bayimu’ tekatku.
@@@
            “ayah, ayo kejar Lissya!” gadis kecil itu terus berlari kencang, bandanya yang mungil semakin memudahkannya menghindar dari kejaran sang ayah sementara bundanya hanya tersenyum bahagia melihat putrinya yang bermain begitu bahagia dengan pria yang disebutnya ayah itu.
            “aduhh, Lissya... kamu larinya kenceng banget sihh,,.. ayaah sampe kualahan nih..!” pria itu memgang lututnya sembari menghela napas kelalahan, gadis mungil tadi melai mendekat kearah sang ayah yang terlihat sangat kelelahan.
            “ayah cemen, segitu aja udah kal...,”
“HAP, kenaaa... yeyy...” ucap sang ayah berseru ria setelah berhasil mengelabuhi anak semata wayangnya yang baru berusia 10 tahun itu.
“ ahhh... ayah curangg..!!! bunda ayah curangg...!” bunda dari gadis itu hanya menggeleng melihat kelakuan dua orang yang ia sayangi itu.
“udah Iel kasihan Lissyanya...!” ya pria itu tak lain dan tak bukan adalah Iel, dan perempuan yang disapa bunda oleh gadis mungil tadi adalah Ify. Iel dan Ify memutuskan untuk menika tepat satu bulan setelah Lissya dilahirkan. Ify percaya bahwa ia dan anaknya pasti akan lebih bahagia bersama Iel.walau hatinya tak bisa dibohongi, didalam sana nama seseorang yang dulu pernah menjabat sebagai imam dalam kluarganya belum sepenuhnya hilang, tapi seiring dengan berjalannya waktu nma itu mlai terhapus sedikit demi sedikit, dan kini tinta baru tengah menorehkan nama seseorang lain yang sedikit demi sedikit mulai mengikis nama orag itu.
“gue emang punya segalannya, Fy! Tapi  satu hal yang belum gue dapetin, cinta dari kalian berdua” gumam seorang pria yang tak lain adalah Rio, ia sudah menyadari kesalahannya terhadap Ify. Waktu itu ia masih sangat labil untuk dapat berfikir jernih untuk menyelsaikan masalahnya sehingga ia memilih jalan cerai untuk menyelsaikannya.
 “Andai waktu bisa diputar, gue nggak akan ngelakuin kesalahan itu. Aarrghh.. kenapa sih penyesalan selalu datang diakhir? Kenapa nggak diawal aja ?” Rio menggerang kesal. Dia terlalu frustasi, sehingga pertanyaan yang sudah jelas jawabannya pun masia ditanyakan.

~Penyesalan memang slalu datang diakhir, saat kita sudah menyadari kesalahan kita, dan  saat kita sudah mendapat akibat atau hukuman akibat perbuatan kita barulah penyesalan itu datang. Hanya orang bodoh yang mempertanyakan mengapa penyesalan selalu datang diakhir. Tentu saja ia datang diakhir, jika penyesalan selalu datang diawal, maka tidak akan ada manusia yang melakukan kesalahan~

~FIN~



NB: Kalo Ada Tanda Add(@) Tiga Kali, Itu Artinya Pergaantian Sudut Paandang Ya! Sorry Kalo Ada Thypo Bertebaran Dimana Mana ! Cerpen Ini Emang Gaje, Nggak Ngefill, Dan Jelek, Tapi Tlong Hargain Ya. Ya, Walaupun Hidup Kalian Gelap, Tapi Jangan Jadi Pembaca Gelap Ya :’) Hehe...

FB: - Yullia's Story
 - Yullia Pnt
Tw: @Yullia_rise

Tidak ada komentar:

Posting Komentar