It’s Not Dream
Part6 *He Is Come Back!*
FB:
Yullia Pnt
Yullia's Story
Twitter:
@Yullia_Rise
Wattpad:
@YulliaUllya
Instagram:
@Yullia_Rise25
Ask.Fm:
@YulliaUllya
NB: Sorry Kalo
Banyak Thypo Yang Bertebaran. Sorry Juga Karena Cerbung Gue Ini Ngeret
Banget....!!! Oke, Wlaupun Hidup Kalian Gelap, Tapi Jangan Jadi Pembaca Gelap
Ya! Hihi...
Lets Go To Story
Ify merebahkan dirinnya dikasur empuk
berukuran king zize-nya, hari ini
sungguh melelahkan baginya, ia harus berkelilinng mall untuk mencari kado yang cocok untuk
Cakka, sekaligus mencari alat dan bahan yang akan digunakannya untuk memberi
kejutan untuk lelaki itu.
“huhh.. capee..!” ucap Ify setengah Berteriak,
karena kelelahan ia memutuskan untuk membaringan tubuhnya sebentar sampai
akhirnya ia tertidur lelap.
***
“lo harus mati ditangan gue! gara-gara lo gue
harus kehilangan orang yang gue sayang, lo harus mati sekarang juga!
Hahahaaaa....” tawa seoraang lelaki
membuat Ify ketakutan, ia sedang
berjalan sendiian saat ini, ia menengok kesekelilingnya mencari orang yang
tertawa itu, tidak ada orang didekatnya
setelah itu ia kembali memfokuskan jalannya kedepan tapi bertapa
terkejutnya ia saat melihat seorang lelaki dengan pakaian serba hitam,
laki-laki itu memakai kaca mata hitam dan sebuah masker membuat Ify sulit
mengenali laki-laki itu.
“ka.. kamu siiapa..? ke.. naaa... pa kamu
ping..in bunuh aku?” tanya Ify gugup, pemuda itu tersenyum sinis dibalik
maskernya, menertawakan gadis itu yang sungguh sangat polos dan lemah. Ia
menatap Ify tajam dan mulai mendekati gadis itu, perlahan tapi pasti ia mulai
dekat, dengan langkah pasti Ify mulai bergerak mundur.
“lo pasti kenal sama gue Ify sayang, ayolah
berfikir!” lelaki itu mengeluarkan pisaunya dari dalam kantung jaket hitamnya,
Ify berfikir keras berusaha menebak siapa pemuda misterius ini, ia semakin ketakutan
karena pemuda itu mengarahkan pisaunya kearah Ify, tapi, disela-sela
ketakutannya ia merasa kenal dengan
suara itu, ia merasa begitu familiar dengan suara itu. Pisau itu semakin dekat
dengan Ify, membuat gadis itu menutup matanya.
“llo harus matii...!” teriak pemuda itu keras,
dan,..
“Aaaaaaaa........!!!”
***
Ify terbngun dari tidurnya, keringat dingin
terus bercucuran dikeningnya. Ia hanya mimpi, tapi mimpi itu begitu nyata
membuatnya sangat ketakutan. Tak ada orang dirumahnya saat ini semuanya sedang
pergi entah kemana. Jam dinding menunjukkan pukul 7.25 malam, dengan segera Ify
meraih Handphonnya dan menghubungi seseorang, ia tidak peduli dengan siapa yang
ia hubungi, yang penting sekarang ia memerlukan seseorang untuk menemaninya.
“halloo..!” terdengar suara
seseorang yang sepertinya sangat malas untuk mengangkat telpon dari Ify. Ify
terisak, suaranya seakan tak bisa keluar untuk sekedar menyuruh seseorang itu
datang kerumahnya.
“hikss... gu.. guee.. takuttt...!” hanya itu
yang dapat dikatakan oleh Ify. ia sungguh tak sanggup berkata apapun sekarang.
“lhoo.., Fy? Lo
kok nangis sihhh..?” tanya orang itu
kahwatir, tak ada jawaban dari Ify. Tuuttt... terdengar suara sambungan
yang diputuskan oleh sebelah pihak, Ify terus saja menangis mimpi itu terlalu
nyata hingga membuatnya terisak seperti itu.
Tak sampai 10 menit terdengar suara pintu yang
dibuka dari arah pintu masuk rumah Ify, dengan segera gadis itu turun dan memeluk
sesosok pemuda yang baru saja datang itu, pemuda itu adalah Rio, ya kontak
teratas dalam handpon ify adalah rio, dengan nama kontak “Ayank Io” nama itu
disematkan oleh Via.
“fy, lo tenang yaa..! Lo cerita sama gue, lo
kenapa?” ucap Rio kahwatir, ntah kenapa tangisan Ify saat ditelephon tadi
membuatnya merasa sangat kahwatir dengan gadis itu.
“mimpi.. gue, takut... yo, gueee... hiks” Rio
bingun dengan ucapann Ify yang sungguh
tak beraturan, ntah kekuatan dari mana Rio langsung merengkuh Ify guna menenangkan
gadis itu.
“udah sekarang lo tenang, udah ada gue disini.
Lo nggak perlu takut lagi, oke!” ify mengangguk dalam dekapan Rio, ia merasa
nyaman bahkan sangat nyaman hingga khirnya ia tertidur pulas.
***
Pagi yang cerah secerah hati Ify hari ini, ya
karen kejadian semalan hari ini ia bisa berangkat bersama Rio. Siswa dan siswi
US memandang aneh keduanya, seorang Mario yang dikenal dingin bahkan sangat
cuek kepada seorang Ify, kini datang dan berjalan berdampingan? Sungguh
pemandangan yang jarang terlihat.
“IFY! RIO?” Via dan Agni mengucek matanya
masing-masing lalu berpandangan, benarkah yang mereka lihat, sahabatnya tengah
berjalan bersama si manusia es? Apa mereka bermimpi? Rasanya tu tidak mungkin
terjadi. Jika ada yang dianggap paling mustahil oleh mereka adalah kejadian
seperti ini!
“awww..” ringis Via, tiba- tiba saja Agni
mencubit pipi chubynya dengan sangat
keras membuat siempunya pipi meringis kesakitan.
“isshhh.... sakit atau Ag, lo ngapain sih nyubit-nyubit
pipi gue yang unyu ini?” sungut Via sebal, sementara Agni hanya nyengir sambil
memperlihatkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf phi (V).
“ mau mastiin aja, Vi, ini gue mimpi atau
emang beneran nyata. Sakit ya kalo gitu berarti ini nyata donk?” ucap Agni
dengan tampang Watadosnya membuat Via ingin sekali menabok wajah sok imutnya
itu.
“gue tau pipi gue ini tuh unyu-unyu banget,
imut, dan lo nggak punya pipi kaya gue gini. Tapi jangan dijadiin korban juga
kali Ag, lo bisakan pake pipi lo yang kerempeng itu? Nggak usah pake pipi gue
yang langkah ini juga keles!” ucap Via ngoceh sendirian, sementara Agni telah
beralih posisi duduk dibangkunya sambil mengahadap belakang tepat pada bangku
seorang gadis yang tengah tersenyum sangat manis. Ya siapa lagi kalau bukan
Ify?.
“Ditanah abang banyak pipi kaya lo, Vi!” ucap
Agni, Via tidak lagi peduli dengan ucapan Agni, ia lebih memilih fokus pada Ify
yang sedang gila hari ini.
“fy, lo masih waraskan? Ify...! ifyyy......!!”
panggil Agni dan Via yang sudah berada didepan gadis cantik itu, Ify masih
sibuk dengan lamunannya sendiri. Tak sadarkah ia telah membuat banyak orang
cengo atas apa yang terjadi pada dirinya hari ini?. Agni membisikkan sesuatu
ditelinga Via, mungkin sedang merencanakan sebuah ide jail.
“ IF-“ tepat saat kedua gadis itu akan
berteriak, tiba-tiba Bu Oky yang merupakan guru matematika dikelas Ify memasuki
kelas sontak membuat semua murid yang tadinya berserakan kemana mana kembali ke
bangkunya masing-masing. Ify yang samasekali tak menyadari hal itu terus saja
melamun, tak lama kemudian Bu Ira selaku kepala sekolah masuk dengan seorang
pemuda berwajah tampan, dengan tubuh tinggi dan tegap, hal itu membuat riuh
kelas X11.1.
“ ehemm...! Oke all, hari ini kita kedatangan
murid baru, namanya Septian, dia pindahan dari Paris. Ibu harap kalian biasa
menerima dia sebagai teman kalian! Dan Bu Oky, saya mau bica sebentar. Mari
ikut saya. Kamu silahkan duduk dikursi yang kosong itu” suara bisik - bisik
tetangga dari kaum perempuan kelas itu pun semakin bertambah saat tau bahwa
murit baru nan tampan itu merupakan pindahan dari Paris. Ify yang mendengar
samar - samar suara Bu Ira yang menyebutkan nama kota impiannya Paris segera
mendongakkan kepalanya, menatap sejenak orang yang berada didepan kelasnya itu.
“TIAN?” belum sempat Septian melangkah dan
duduk dibangkunya teriakan Ify membuat seluruh orang yang ada dikelas itu
memandang kearah dirinya. Ify tak teralu peduli dengan itu, ia berusaha
menyadarkan dirinya bahwa yang ia lihat itu salah, tapi ini benar benar nyata!
“hy, Fy!” Jawabnya sambil memamerkan senyum
lebarnya, membuat kaum perempuan semakin terpanah. Sementara ify? ia masih tak
percaya dengan apa yang sedang terjadi, sebelum sebuah pertanyaan sederhana
dari Dea, teman sekelasnya yang terkenal kepo membuatnya sadar kembali.
“Kok lo kenal Ify? lo siapanya dia?” Ify mematung,
pertanyaan itu memang cukup bahkan sangat - sangat sederhana, tapi jawaban dari
pertanyaan itu yang membuat Ify sedikit deg degan, bahkan Via yang duduk
disamping Ify dapat merasakan ketegangan gadis itu. Ify memandang Septian
seakan tengah memohon sesuatu, setelah itu ia menundukkan kepalanya dan berdo’a
ntah apa yang ia do’akan.
“Ify itu sahabat gue dari SD dan SMP....”
septian berhenti sejenak, ia melihat Ify tersenyum lega, pemuda itu tersenyum
tipis melihat tingkah gadis itu yang tak pernah berubah sejak dulu, tetap
polos. Ia lantas melanjutkan kata-katanya.
“sekaligus cinta pertama dan satu-satunya
pacar gue! dan gue juga tau kalo satu-satunya pacar dia tuh Cuma gue, sampe
sekarang! Dan kita belum putus.” OMG! Ingin sekali rasanya ify menimpuk kepala
lelaki itu dengan novel -novel yang
berada dilaci mejanya sekarang seperti kebiasaannya saat SMP dulu, pipinya
memerah bagai tomat matang, Septian benar benar membuatnya malu, ia melirik
sekilas teman - teman sekelasnya terutama Rio, lelaki itu terlihat biasa saja
seakan tak peduli, membuat Ify sedikit kesal dengan lelaki itu
*EmangLoSiapanyaRio?.
“ lo beneran pacarnya Ify? mana buktinya?”
ucap Acha yang tengah patah hati, baru juga nemuin cowok ganteng yang yah,
hampir sebandinglah sama sang idola, Rio. Ify melotot, tapi apa daya? Tak ada
yang bisa ia lakukan selain menyembunyikan wajahnya. Septian kembali menatap
Ify lantas membuka dompetnya, dan menunjukkan sebuah foto. Disana terlihat Ify
dan Tian yang sedang berpose romantis, ditengah tengah foto itu terdapat sebuah
tulisan yang berbunyi.
~ Tian
<3 Ify ~
25
Juli 2009
Tak hanya itu, disana juga terdpat tandatangan
Ify dan septian, ify merutuki pemuda itu. Ia berjanji, septian tak akan selamat
kali ini. Cittt.. suara decitan pintu membuat aktivitas tanya jawab
dikelas itu terhenti sejenak. Shilla tiba tiba masuk dan langsung duduk
dibangkunya bersama Rio, tepat dibelakang Ify dan Via, hari ini ia sedikit telat.
Ia masih belum menyadari bahwa ada wajah baru dikelasnya.
“hy, Shil!” ucap Septian sekedar menyapa,
Shilla mendongakkan kepalanya, melihat kedepan karena merasa ada yang memanggilnya. Hampir sama dengan
ekspresi Ify tadi Shilla juga sama kagetnya. Ia memandang Ify yang sedang menundukkan
kepala. Belum sempat Dea si Miss kepo kembali bertanya, Bu Oky kembali masuk
dan melanjutkan pembelajara yang sempat tertunda.
***
“Fy...! Shill...! kantin yuk!” ajak Septian,
ia memandang kedua gadis itu bergantian. Ia tidak melihat raut benci dari
keduanya, hanya saja ada sedikit rasa canggung diantara mereka dan ia tak tau
apa sebab dari semua ini.
“em... duluan aja sama Ify, ntar aku nyusul!”
ucap Shilla cepat, Tian dapat melihat raut kecewa diwajah Ify, juga rasa
menyesal diwajah Shilla. Lelaki itu sudah sangat lama mengenal kedua gadis itu,
ia sangat hafal dengan ekspresi, tingkahlaku, bahkan kebiasan mereka berdua walau
sudah hampir 3 tahun mereka tak pernah bertemu.
“kalian berdua kok aneh banget sih? Apa
terjadi sesuatu saat gue pergi?” tak ada yang menjawab, merasa tak ada yang
merespon Tian menarik kedua gadis itu agar mau ikut dengannya kekantin. Tak
peduli berapa banyak mata yang menatap mereka dengan tajam.
“hey... mau lo bawa kemana Ify gue?” Cakka
yang baru saja akan menghampiri Ify dikelasnya langsung berpaspasan dengan Tian
yang tengah menggandeng Ify dan Shilla, ia tak memperulikan Cakka. Tak lama
setelah rombongan itu pergi, Agni segera menyusul bersama Via.
“Vi... Ag,,... itu siapa?” tanya Cakka lagi
saat melihat Agni dan Via yang sedang Menyusul rombongan tadi, kedua gadis itu
terus saja berjalan tanpa mengubris pertanyaan dari Cakka, membuat pemuda itu
kesal. Tak lama kemudian Rio keluar seperti biasa, dengan wajah datarnya dan
gaya coolnya. Awalnya Cakka sempat tak yakin bertanya pada makluk cuek satu
ini, tapi dengan segenap keyakinannya, ia kembali mempertanyakan hal yang sama
dengan yang ia tanyakan kepada dua sobat Ify tadi. Sama saja dengan sebelumnya,
tak ada jawaban.
“Makan hati gue! sakitnya tuh disiniii...!”
ucap Cakka lebay lalu segera berlari menyusul Agni dan Via yang telah lebih
dulu menyusul Ify.
Bersambung!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar